January 6, 2010

manakib gusdur

manakib gusdur

tanpa airmata kulepas kepergianmu
tanpa airmata kuhantarkan perjalananmu
begitu besar rasa kehilanganku padamu

sebab jejak yang kau tinggalkan
betapa sulitnya terhapuskan
karena gembur subur lahan yang kau semaikan
tak sanggup aku merawatnya sendirian

dengan rasa bangga dada bergetaran
sejumlah kepedihan tak biasa kubayangkan
kuhitung semua pasir di laut selatan
engkau bagiku tak tergantikan

kutahu bagimu tak penting segala pujian
padamu aku belajar kegetiran
kau bagiku adalah guru
meski berat beban menelusur jejak langkahmu

di sudut jalan perkampungan indonesiaku
ada namamu
di jengkal langkah gagah kakimu
ada bangsaku

ada cinta dihatimu
teramat sulit kuungkap sendiri
sebab tak semua ucap sikap dari tegas gerak bibirmu
mampu kumengerti

engkau seperti kuncup bunga melati
harum wangi kembang setaman
jatuh di tanah basah pula oleh gerimis hujan. tetapi,
harum wangimu abadi meski tertusuk lahan onak duri

tanpa airmata kuhantarkan kepergianmu
tanpa airmata kulepas perjalananmu
tanpa airmata
tanpa
airmata
airmata
hampa

akhmad fikri af., 2010

No comments:

Post a Comment