manakib gusdur
tanpa airmata kulepas kepergianmu
tanpa airmata kuhantarkan perjalananmu
begitu besar rasa kehilanganku padamu
sebab jejak yang kau tinggalkan
betapa sulitnya terhapuskan
karena gembur subur lahan yang kau semaikan
tak sanggup aku merawatnya sendirian
dengan rasa bangga dada bergetaran
sejumlah kepedihan tak biasa kubayangkan
kuhitung semua pasir di laut selatan
engkau bagiku tak tergantikan
kutahu bagimu tak penting segala pujian
padamu aku belajar kegetiran
kau bagiku adalah guru
meski berat beban menelusur jejak langkahmu
di sudut jalan perkampungan indonesiaku
ada namamu
di jengkal langkah gagah kakimu
ada bangsaku
ada cinta dihatimu
teramat sulit kuungkap sendiri
sebab tak semua ucap sikap dari tegas gerak bibirmu
mampu kumengerti
engkau seperti kuncup bunga melati
harum wangi kembang setaman
jatuh di tanah basah pula oleh gerimis hujan. tetapi,
harum wangimu abadi meski tertusuk lahan onak duri
tanpa airmata kuhantarkan kepergianmu
tanpa airmata kulepas perjalananmu
tanpa airmata
tanpa
airmata
airmata
hampa
akhmad fikri af., 2010
No comments:
Post a Comment