January 14, 2012

hikayat hujan

seperti airmata
begitulah kubasahi pipi bumi di bulan januari
bisik hujan pada pucuk-pucuk dedaun

apakah ranting-ranting patah
yang menjatuhkanku adalah isakmu
hingga kau biarkan sungai mengalirkan sedu
rintih daun kepada hujan

bukan lantaran kesedihan hingga
kutumpahkan airmata yang menghanyutkanmu
ke ujung samudra. tetapi sebab cintaku pada kesuburan
tak peduli aku pada kemarahan
sepasang burung yang sedang berkasihan
begitulah aku, kata hujan, menandai isyarat
agar kita tak henti munajat

betapa mulia hatimu sampai tak kau hitung
seberapa terkuras airmatamu oleh sedih dan murung
sebab aku tak sepertimu, kelah dedaun
tak sanggup menahan api pula tak kuasa melawan angin

engkau dedaun bersamaku sepanjang tahun
tak juga melihat isyarat reranting patah
mengantarmu jatuh ke tanah basah
sebab airmata bukan soal sedih dan luka

2012

No comments:

Post a Comment