kini setelah semuanya
: tongtong nih anak luh cina ain bawa gelang
setelah liwat di sini beberapa waktu
kudengar angin barat berbisik pada daun jambu
mengabarkan musim segera berlalu berganti
dengan kegembiraan petani yang lama menanti
seperti dulu yang riang
tapi anak-anak tak kenal musim sekarang
aku selalu ingin memutar waktu
berdiri di bawah pohon penangkal petir
di pematang sawah kampung rinduku
tempat biasa menunggu teman-teman
sebelum bepencar main perang-perangan
sejak kepergianku jauh mencari ilmu
aku hanya sempat datang sekali waktu
memandangi rumput dan sawah-sawah membatu
rasa kehilanganku berubah pilu
ini hari tak kudengar mantra kecilku
mengalun di penghujung musim angin barat
sedang barisan pohon jambu di kampung keramat
ibu yang mengenalkanku hitungan satu dua tiga dan empat …
berlari kencang mengguncang lorong padat
menyisakan bayang-bayang rindu kesumat
di pinggir batas kampung
kembali aku berdiri termenung
menghitung isak pohon jambu caloku
ingin kutumpahkan semua
menyusun hikayat seluas-luasnya
akhmad fikri af.
mei, 2009
No comments:
Post a Comment